Monday, 20 April 2020

Peneliti Temukan Tsunami Besar-besaran Menghancurkan Aceh 7.400 Tahun Lalu

http://159.203.96.167/

Para peneliti dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Banda Aceh, provinsi Aceh, telah menyajikan bukti tsunami yang sangat kuat yang melanda Aceh 7.400 tahun yang lalu di sebuah gua dekat pantai di Meunasah Lhok, Kabupaten Aceh Besar.

"Tim peneliti Unsyiah, bekerja sama dengan Universitas Teknologi Nanyang (NTU), telah melakukan penelitian di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar," kata peneliti Unsyiah, Nazli Ismail di Darussalam, Banda Aceh.

Nazil menjelaskan bahwa tim telah mengidentifikasi lapisan-lapisan pasir yang tertimbun oleh peristiwa-peristiwa tsunami di masa lalu di dalam gua di mana lapisan-lapisan pasir tsunami dihubungkan secara silang dengan endapan guano dengan rapi.

Menurut dia, melalui proses mengidentifikasi lapisan, menentukan usia radioaktif dari unsur karbon dan analisis fosil mikroskopis, para ilmuwan telah mampu memasangkan kembali peristiwa-peristiwa tsunami purba yang pernah melanda tanah Aceh.

Nazil menyebutkan bahwa sejak 7.400 tahun yang lalu, insiden tsunami di Aceh telah diulang dengan periode pengulangan yang sangat bervariasi. Ada tsunami berulang pada tahun 2000, tetapi ada juga peristiwa berulang dalam rentang waktu kurang dari seratus tahun.

"Kemungkinan terulangnya tsunami masif di Aceh sangat besar, berdasarkan hubungan antara ketebalan lapisan pasir tsunami di gua dan interval rekurensi tsunami, kita dapat menyimpulkan bahwa masa dormansi yang panjang kemungkinan akan mengikuti tsunami 2004 ," dia berkata.

Nazil melanjutkan bahwa studi tentang gua tsunami Aceh memberikan gambaran yang sangat penting tentang pengulangan bahaya tsunami di sepanjang zona subduksi (Sunda megathrust) yang membentang ke barat di lepas pantai Sumatra.

Menurut dia, dengan mempelajari bukti-bukti tsunami kuno di gua pantai, para geolog semakin membantu memecahkan teka-teki prediksi tsunami yang mirip dengan tsunami 2004 di masa depan.

"Selama ini, informasi tentang peristiwa-peristiwa tsunami kuno berdasarkan catatan sejarah dan rekaman peralatan gempa masih sangat singkat durasinya, sehingga rekaman tersebut tidak mampu memberikan gambaran komprehensif tentang potensi tsunami besar," kata Nazli.

Oleh karena itu perlu untuk mencari bukti tsunami yang lebih besar dan berjangka panjang, baik dari segi waktu maupun dari sisi pengulangan. Informasi seperti itu akan sangat berguna untuk membantu mengurangi risiko bencana bagi masyarakat Aceh yang umumnya menghuni daerah pantai.

Nazli juga mengingatkan bahwa salah satu kekhawatiran yang perlu diwaspadai dari temuan ini adalah bukti penyimpangan resume tsunami masif yang telah terjadi di Aceh selama hampir 8000 tahun.

"Ini adalah tantangan besar bagi para ilmuwan dan pemerintah untuk menyelamatkan masyarakat pesisir dari bahaya tsunami, dan rekaman dari dalam gua membuktikan bahwa peristiwa tsunami yang berulang besar di Aceh telah terjadi dalam rentang waktu yang sangat singkat dan telah terjadi dalam rentang tersebut. 200 tahun "tambahnya.

Nazil berharap kepada pemerintah untuk meningkatkan kesadaran publik akan bahaya tsunami melalui pendidikan. Guha Ek Lenutie di Kecamatan Lhong, Aceh Besar adalah salah satu situs yang dapat digunakan sebagai tempat belajar.

"Unsyiah berharap keberadaan gua tsunami dapat dilestarikan, mengingat telah ada kegiatan penambangan batu besar-besaran di sekitar Guha Ek Leuntie pada 2016," katanya.

0 comments:

Post a Comment