Anggota kepolisian identik dengan sikap tegas dan disiplin. Hal tersebut membuat banyak anak muda bercita-cita ingin menjadi seorang polisi.
Bripda Erdha menjadi salah satu anak muda yang dulu bercita-cita menjadi anggota Polri. Meski kini telah resmi menjadi anggota Polri, siapa sangka dulu Bripda Erdha pernah bekerja sebagai penjaga toko, penjaga parkir hingga menjadi badut.
Berkat kegigihannya, ia mampu lolos rekrutmen Polri. Berikut ulasan lengkapnya.
Bripda Erdha menjadi salah satu anak muda yang dulu bercita-cita menjadi anggota Polri. Meski kini telah resmi menjadi anggota Polri, siapa sangka dulu Bripda Erdha pernah bekerja sebagai penjaga toko, penjaga parkir hingga menjadi badut.
Berkat kegigihannya, ia mampu lolos rekrutmen Polri. Berikut ulasan lengkapnya.
Ayah Bekerja Sebagai Kuli Bangunan
Melalui unggahan channel Youtube 'Subbaghumasponorogo', terdapat kisah inspiratif dari seorang anggota Polri bernama Bripda Erdha Triyanto. Perjuangan Bripda Erdha untuk menjadi seorang anggota Polri patutlah diapresiasi.
Ayah Bripda Erdha, Bapak Marmo setiap harinya bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan sang ibu sebagai ibu rumah tangga.
"Nama saya Pak Marmo, pekerjaan saya kuli bangunan, kadang ada kadang enggak. Kalau enggak ada ya bisnis burung, kalau enggak ada ya mbecak," kata Marmo.
Ayah Bripda Erdha, Bapak Marmo setiap harinya bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan sang ibu sebagai ibu rumah tangga.
"Nama saya Pak Marmo, pekerjaan saya kuli bangunan, kadang ada kadang enggak. Kalau enggak ada ya bisnis burung, kalau enggak ada ya mbecak," kata Marmo.
Ayah Bripda Erdha: Bapak Enggak Punya Apa-apa
Marmo lantas mengungkapkan isi hatinya saat Bripda Erdha berniat ingin daftar polisi. Sang ayah mengatakan jika dirinya tak punya apa-apa dan hanya dapat membantu dengan doa.
"Saya itu kan kuli bangunan, kadang cari kerjaan ya sulit. Pas Erdha mau daftar polisi ini, pak saya mau daftar polisi," ujar Marmo.
"Le, kamu kok mau daftar polisi, wong bapak ini enggak punya apa-apa. Katanya orang-orang itu kok daftar polisi itu pakai uang. Le kalau pakai uang bapak terus terang enggak punya. Nanti kalau kamu daftar silakan daftar tapi bapak doa aja le bisanya," ungkapnya.
"Saya itu kan kuli bangunan, kadang cari kerjaan ya sulit. Pas Erdha mau daftar polisi ini, pak saya mau daftar polisi," ujar Marmo.
"Le, kamu kok mau daftar polisi, wong bapak ini enggak punya apa-apa. Katanya orang-orang itu kok daftar polisi itu pakai uang. Le kalau pakai uang bapak terus terang enggak punya. Nanti kalau kamu daftar silakan daftar tapi bapak doa aja le bisanya," ungkapnya.
Rajin Salat Tahajud
Ibunda Bripda Erdha, Sumarni pun mengungkapkan jika ia selalu mengajak putranya tersebut untuk salat tahajud setiap hari.
"Saya bangunkan, saya suruh ke masjid sama saya salat tahajud, sama pakde saya setengah dua malam. Salat tahajud itu saya lakukan setiap malam sama anak saya, biar anak saya lulus dan sukses apa yang dicita-citakan," ungkap Sumarni.
"Saya bangunkan, saya suruh ke masjid sama saya salat tahajud, sama pakde saya setengah dua malam. Salat tahajud itu saya lakukan setiap malam sama anak saya, biar anak saya lulus dan sukses apa yang dicita-citakan," ungkap Sumarni.
Pernah Gagal saat Rekrutmen Polri
Perjuangan Bripda Erdha untuk menjadi anggota Polri tidaklah mudah. Ia pernah gagal saat tes akademik rekrutmen Polri di tahun 2015. Hal tersebut sempat membuatnya frustasi.
"Saya daftar di tahun 2015, gagal di tes akademik. Sangat frustasi pada saat itu," kata Bripda Erdha.
"Saya daftar di tahun 2015, gagal di tes akademik. Sangat frustasi pada saat itu," kata Bripda Erdha.
Pernah Bekerja Jaga Toko, Jaga Parkir dan Jadi Badut
Untuk menghilangkan frustasi nya kala itu, Bripda Erdha mencari pekerjaan lainnya. Ia bekerja sebagai penjaga toko, penjaga parkir dan menjadi badut di salah satu toko pakaian di Ponorogo.
"Saya mencoba menghilangkan frustasi itu dengan mencari pekerjaan di salah satu toko pakaian di Ponorogo. Ponorogo Permai. Saya di toko Ponorogo Permai menjaga baju, saya sambil sambi parkir sama jadi badut di sana," ujar Bripda Erdha.
"Saya mencoba menghilangkan frustasi itu dengan mencari pekerjaan di salah satu toko pakaian di Ponorogo. Ponorogo Permai. Saya di toko Ponorogo Permai menjaga baju, saya sambil sambi parkir sama jadi badut di sana," ujar Bripda Erdha.
Sempat Tidur di Terminal Saat Tes Polri
Ketika ada rekrutmen Polri lagi, Bripda Erdha lantas mencoba kembali. Kala itu dirinya tengah bekerja di salah satu PT.
Saat rekrutmen Polri, Bripda Erdha bahkan sempat tidur di terminal untuk menunggu waktu tesnya.
"Ada rekrutmen Polri lagi, saya mendaftar, dan itu umur terakhir saya mendaftar di angkatan. Di saat mendaftar saya bekerja di PT, dan kalau besoknya itu tes, paginya ini saya masih bekerja," kata Bripda Erdha.
"Bekerja mulai dari jam 9 sampai jam 5. Jam 5 pulang, saya langsung berangkat ke Surabaya dan sampai di sana malam, saya sampai tidur di terminal menunggu jadwal tes mulai," lanjutnya.
"Selang waktu saya Alhamdulillah sampai pantukir daerah saya lolos. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan saya tersebut dan akhirnya saya di pantukir pusat Alhamdulillah lolos," terangnya.
Saat rekrutmen Polri, Bripda Erdha bahkan sempat tidur di terminal untuk menunggu waktu tesnya.
"Ada rekrutmen Polri lagi, saya mendaftar, dan itu umur terakhir saya mendaftar di angkatan. Di saat mendaftar saya bekerja di PT, dan kalau besoknya itu tes, paginya ini saya masih bekerja," kata Bripda Erdha.
"Bekerja mulai dari jam 9 sampai jam 5. Jam 5 pulang, saya langsung berangkat ke Surabaya dan sampai di sana malam, saya sampai tidur di terminal menunggu jadwal tes mulai," lanjutnya.
"Selang waktu saya Alhamdulillah sampai pantukir daerah saya lolos. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan saya tersebut dan akhirnya saya di pantukir pusat Alhamdulillah lolos," terangnya.
Orang Tua Sempat Ragu
Bripda Erdha lantas menceritakan keraguan kedua orang tuanya saat dirinya mendaftar sebagai anggota Polri. Keraguan kedua orang tuanya sempat membuat mentalnya down kala itu.
"Sebelumnya orang tua saya berkata pada saya, le koe ki anake wong ra nduwe, bapakmu kuli bangunan, opo isoh dadi polisi. Mental saya sempat down pada saat itu," paparnya.
"Sebelumnya orang tua saya berkata pada saya, le koe ki anake wong ra nduwe, bapakmu kuli bangunan, opo isoh dadi polisi. Mental saya sempat down pada saat itu," paparnya.
Lulus Polisi Tanpa Dipungut Biaya
Meski demikian, Bripda Erdha ingin membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa masuk polisi tidak dipungut biaya. Ia berhasil lolos rekrutmen Polri tanpa mengeluarkan biaya.
"Saya ingin membuktikan kepada kedua orang tua saya bahwa daftar polisi itu tidak dipungut biaya. Benar-benar murni. Akhirnya saya lolos. Orang tua saya pun menangis mendengar pengumuman sidang kelulusan akhir," kata Bripda Erdha sambil menahan tangis," kata Bripda Erdha.
"Saya ingin membuktikan kepada kedua orang tua saya bahwa daftar polisi itu tidak dipungut biaya. Benar-benar murni. Akhirnya saya lolos. Orang tua saya pun menangis mendengar pengumuman sidang kelulusan akhir," kata Bripda Erdha sambil menahan tangis," kata Bripda Erdha.
0 comments:
Post a Comment